Dari kertas 60 Cm, berjumlah 100 lembar, bulat polos, berdiameter berbagai warna, dengan teks di tengah kertas. Menerbitkan, menyebarkan, menempel di seluruh tempat di Semarang (Kawasan Simpang Lima, Kota Lama, Taman Budaya Raden Saleh, dll). Poster Propaganda untuk membuat lebih banyak orang sadar akan ada harapan dan kenangan untuk Kota Semarang. Ini adalah bagian dari Seni Yang Bergerak (Moving Art), sebagai karya berlian BSD Art Movement dari Tanggerang untuk A(rt)SEM. |
The egalitarian forum for knowing-understanding and caring to everything connected with creativity, design, architecture and also urban (dan hal2 inspiratip lainnya di luar desain, arsitektur, & urban) http://www.facebook.com/group.php?gid=106321689401104&v=info
Sabtu, 29 Januari 2011
Untuk (Si) Apa Festival Seni?
Selasa, 25 Januari 2011
Pokoknya Kayak Gitu
Kata seorang teman
"Jangan pernah berdebat soal selera"
(juga estetika)
Yang kuat (kuasa) yang menentukan selera.
Dan yang bikin repot:
Bagaimana menebak selera si kuat (kuasa).
Jika
Staf gambar tunduk pada selera arsitek
Arsitek tunduk pada selera klien
Dan Klien ngikut pada selera pasar
Maka harusnya semua tinggal ikut selera pasar saja
Dan arsitektur menjadi hal yang mudah!
Coba:
Kalo Staf gambar tunduk selera pasar
Arsitek tunduk selera pasar
Klien tunduk selera pasar
Gak perlu ada yang terkapar
Lembur-lembur revisi estetika gambar
Harusnya sih semudah itu.
Serba pasti.
("Hidup yang pasti-pasti aja deh
gak usah aneh-aneh..."
Gitu nasehat pasar)
- errik.irwan.w -
Minggu, 16 Januari 2011
Operasi Limbangan - Ajakan Petualangan
Ada kreativitas di situ. Silakan jeli melihatnya. |
Ada yang bilang ini sampah. Saya melihat ini inspirasi. |
Kondisi kabin yang hendak dirombak. Yang dibongkar tetap akan dimanfaatkan. |
Pintu kayu ini masih bisa tampil dengan sentuhan-sentuhan indah. |
Kandang tempat ayam. |
Silakan usul perbaikan kawasan. Operasi ini tidak terbatas menangani kabin. Bagaimanapun juga kabin ini tidak terlepas dari kawasannya. (Boleh juga untuk tugas akhir) |
Ada bambu. |
Teknologi sederhana. Lucu juga jika semua harus lantai beton. |
Bangunan sederhana, spontan, amat fungsional. |
Kayu-kayu. |
Teknologi-ketrampilan desa. Mari daya guna-inovasikan. |
Susunan kayu sebagai dinding kandang ayam hasil spontanitas. Sederhana tapi Indah. Entah tukang mana yang mengerjakan. |
Menguji coba konsep, gagasan, solusi.
Berujung kepuasan ketika mewujud dalam karya nyata.
Menjelajah hutan. Tanggal 1 Januari 2011. Teman-teman yang nanti terlibat 'wajib' jalan kaki menuju bukit tempat ternak ayam. Sengaja mobil diparkir di permukiman warga di bawah bukit. |
Selalu ada diskusi selama perjalanan dinaungi kerindangan dan keindahan alam. Tak terasa perjalanan itu itu jauh. |
Akan ada banyak interaksi teman-teman kota dengan warga desa. Ketika membicarakan kayu. |
Silakan bagi teman-teman.
yang ingin berpetualang di desa dan hutan.
Salam dari Sanur, 16 Januari 2011
Errik Irwan W
Nico Hilmidya, koordinator tim arsitek. |
Heinrich Suryo, adik saya, mahasiswa peternakan selaku pengelola ternak ayam. |
Selasa, 04 Januari 2011
Majalah Digital Arsitektur Part 1
Ocean Home - January/February 2011
PDF | 91 pages | English | 41.4 mb
DOWNLOAD HERE
DOWNLOAD MIRROR 1
DOWNLOAD MIRROR 2
Interiores - December 2010
PDF | Spanish | 157 pages | 41,7 mb
DOWNLOAD HERE
Hotel Design Magazine 2010 Full Collection
English | 9 issues | 131mb | PDF
DOWNLOAD HERE
DOWNLOAD MIRROR 1
Luxury Home Magazine - Hawaii, Issue 5.5
PDF | 54 pages | English | 12.74 mb
DOWNLOAD HERE
DOWNLOAD MIRROR 1
DOWNLOAD MIRROR 2
Canadian Architect - Full Year 2010 Issues Collection
English | 604 pages | 12 PDF | 206 mb
DOWNLOAD HERE
DOWNLOAD MIRROR 1
Minggu, 02 Januari 2011
Refleksi diri seorang arsitek muda (balasan surat dari pak Eko Prawoto tentang kegelisahan saya menapak dunia arsitek)
Terimakasih atas sharingnya dan mohon maaf kalau saya tidak dapat secara segera membalasnya.
Menarik sekali membaca apa yang panjenengan ungkapkan.Saya pikir tidak banyak generasi muda yang mampu melakukan refleksi kritis bahkan mengkonfrontir diri dengan persoalan yang sangat filosofis/ideologis ini. Lebih banyak yang hanya ikut dalam arus besar terpaan badai pasar global ini.
Saya merasa bahwa arsitektur hanyalah satu kotak kecil dalam mozaik kehidupan. Arsitektur pada dirinya sendiri bukanlah entitas yang lepas dan berawal serta berakhir pada dirinya sendiri. Kita tidak berarsitektur dalam ruang hampa dan boleh suka-suka saja. Kita sebagai arsitek sangatlah penuh dengan keterbatasan.Namun ada juga peluangnya.
Memperbandingkan dunia kampus dengan dunia nyata, memang tidak bisa secara sederhana. Apa yang kita dapatkan dikampus mungkin bisa dipandang sebagai pengantar atau awalan saja. Di dunia nyata situasinya sangatlah dinamis, semuanya seolah bergerak dan berubah, tidak jelas mana awal mana akhir.
Karena itu pilihan kita menjadi penting. Pada akhirnya dalam setiap "krisis" kita harus mampu menemukan "titik hening" didalam diri kita sendiri. Kalaupun saat itu kita "kalah" ya lebih baik itu dipahami dan disadari kalau sedang kalah, untuk kemudian kita mengupayakan yg lebih baik lagi. Apa yang panjenengan cari sebenarnya ada didalam diri mas sendiri. Ini adalah perjalanan ziarah kemanusiaan kita, yang secara kebetulan menapaki profesi sebagai arsitek. Kita juga cenderung memilah atau memisah antara persoalan arsitektur atau non arsitektur. Namun pada dunia nyata garis pemisah itu tidaklah ada, itu hanya bayangan kita saja. Ini sangat berkait dengan panggilan kemanusiaan kita, apa yg kita percayai sebagai "tugas" dari sang Pemberi Hidup.
Tentang kesuksesan seorang arsitek,apakah batasannya? Apakah publisitas ketenaran atau kekayaan materi menjadi batasannya? Saya kok meragukan hal itu.
Sementara masih muda, mungkin mas dapat "menikmati" saja bagaimana arus kehidupan ini mengalir, kadang cepat kadang pelan, kadang terkena pusaran, kadang meluncur hebat, kadang tenag hening, kadang terhampar dibatuan, kadang melambung melebar….. Namun jangan lupa dengan panggilan hati. Ini yang akan menentukan ‘kebahagiaan’ kita.
Bangsa kita ini sedang mengalami banyak hal yang sulit. Pergumulan social, ekonomi, budaya serta keadaan alam lingkungan yang rusak juga terpaan global ditengah tipisnya daya tawar… Tentu dalam situasi demikian tidaklah cukup ditangani oleh satu ‘jenis’ arsitek saja. Maka akan dibutuhkan berbagai jenis arsitek dengan kompetensi serta panggilan hati itu. Ada banyak penyakit yang tentunya membutuhkan berbagai jenis obat.
Kalau kemudian saya boleh menyarankan adalah, tetaplah terbuka, belajar banyak dari sekitar ,belajar dari siapa saja, pahami juga berbagai cara berpikir dan cara melihat dunia, bertemanlah dg siapa saja. Pendekatan persoalan arsitektur tidak lagi memadai dari disiplin arsitektur saja.
Pendidikan kita memang sedang bermasalah, tidak terkecuali pendidikan arsitektur. Namun ini kembali kepada tiap-tiap orang. Belajar diluar negeri memang akan memberi banyak manfaat, namun sering juga tidak berdampak secara signifikan juga. Kembali kepencarian diri sendiri.
Jangan terlalu melihat keluar kadang lihat juga kedalam .Tiap orang memiliki potensi yang khas…untuk menjadi bermanfaat bagi kehidupan.
Selamat melakukan pencarian dalam ziarah kemanusiaan ini.
Salam saya,
Eko Prawoto
JL. Bener gang Pandanwangi no. 11, Yogyakarta, 55243, +062-274- 622324/ 08882868782