Bangunan Peka
Arsitektur Tanggap Lingkungan
Museum Nasional Indonesia
JL. Merdeka Barat no.12 Jakarta Pusat
6-20 Juli 2011
Pameran Bangunan Peka berfokus pada strategi desain yang responsive secara lingkungan dan social sebagai sebuah interaksi antara lanskap, manusia dan arsitektur. Bangunan peka adalah sebuah bentuk arsitektur reaktif yang berurusan dengan pemanfaatan yang efisien atas ruang, material, konstruksi, energy, waktu dan kesenangan. Reaktif dalam hal ini berarti perilaku yang responsive terhadap perubahan keadaan seperti cuaca, iklim, acara, frekuensi penggunaan, atau profil pengguna. Seraya memanfaatkan solusi teknologi sederhana tradisional, teknik penyelubungan dimensi-dimensi baru dari perilaku responsive.
Dalam konteks arsitektural, teknologi informasi telah meredefinisi lima buah bidang, yaitu:
Bentuk : program gambar, grafis, dan morphing telah memperkenalkan sebuah bahasa formal yang baru. Program-program digital memungkinkan untuk mendesain dan mengontrol bentuk-bentuk biomorfik yang kompleks.
Rekayasa: yang lebih menarik daripada sekedar tampilan grafis adalah kemampuan untuk menggambarkan , lalu pada akhirnya merekayasa unsure-unsur kompleks dengan menggunakan metode-metode rekayasa digital skala besar.
Kalkulasi: kini kita mampu untuk menangani kalkulasi dinamis. Kalkulasi dinamis memungkinkan pengembangan konstruksi yang fleksibel yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang berbeda.
Kepekaan: dengan mengambil alam sebagai contoh, prinsip pengawasan dan pengaturan, seketika menghasilkan solusi-solusi yang sangat hemat energy.
Komunikasi: manusia terpesona saat berhubungan dengan objek-objek buatannya sendiri. Sejak kanak-kanak, boneka mengilhami imajinasi komunikatif kita. Robot dan hewan peliharaan virtual interaktif mengisi celah antara manusia dengan lingkungan hayati. Pada titik ini, ekspektasi kita tumbuh seiring dengan perubahan status teknologi yang berubah cepat. Keadaan ini menemukan ekspresi langsungnya terhadap arsitektur mutakir.
Arsitektur peka atau dinamis reaktif sudah ada sejak ribuan tahun hanya dengan memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya.
Perbatasan antara ruang nyata dengan ruang visual merupakan persimpangan dalam kehidupan dewasa ini. Konsep arsitektur reaktif mengintegrasikan data sebagai bahan baru dalam proses membangun, yang dimanfaatkan disamping bahan-bahan tradisional lainnya seperti batu, baja, kaca atau vegetasi. Penggabungan antara media digital dan realitas fisik menawarkan pendekatan batu dan peluang untuk mengekspresikan ruang, bahan dan informasi dalam konteks arsitektur.
(dari catalog bangunan peka – Uwe Rieger)
berikut ini beberapa karya yang dipamerkan:
Arsitek Komunitas dari Yogyakarta, kelompok arsitek muda yang menjalankan pendekatan berbasis masyarakat dengan fokus pada daerah perkotaan yang kurang beruntung dan rekonstruksi pascabencana.
Wideshut (Uwe Rieger)
Dalam sebuah kompetisi arsitektur untuk bangunan laboratorium farmasi universitas Saarbrucken, proyek wideshut digunakan sebagai system fasade cerdas. Berdasarkan ini, XTH-Berlin mengembangkan konsep energy pasif, bekerja sama dengan kantor engineering Rentschler + Riedesser. Terletak di lingkungan yang menyerupai taman. Bangunan ini mengubah penampilannya sendiri, menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan suhu seiring dengan pergantian musim dan perubahan jumlah terpaan sinar matahari pada siang hari.
Installation SilverPneu (Frances Cooper, Seth Munn and Jordon Saunders)
SilverPneu adalah instalasi temporer yang mengeksplorasi bahan-bahan ringan yang murah, yang digunakan untuk struktur yang dapat ditiup. Meskipun bersifat padat desain, ruang tiupnya menggunakan teknik-teknik konstruksi sederhana dan bahan-bahan yang mudah didapat.
LightArch (Frances Cooper, Seth Munn and Jordon Saunders)
Ciliwung Recovery Program
Indonesian Dream (Rezza Rahdian, Erwin Setiawan, Ayu Diah dan Leonardus Chrisnantyo)
Baccarat | Online Betting with the BEST Betting Sites
BalasHapus› baccarat › baccarat Sign up now! Sign up now! SIGN up now! Sign up worrione now! 메리트 카지노 주소 Sign up now! 메리트 카지노