Berawal dari seorang donatur yang menginginkan saya untuk ikut ekskursi bersama teman-teman mahasiswa Studio Perancangan Arsitekur (SPA) di Jakarta. Dengan rasa senang saya mengiyakan ajakan si donatur ini dan alhasil saya berangkat ke Jakarta pada tanggal 18 Maret 2011. Saya dan teman-teman SPA FAD UNIKA Soegijapranata berkumpul jam 2 siang di Pos Satpam UNIKA dan berangkat jam 3 sore. Sekilas mengingat memori masa kuliah dulu bersama teman-teman KKL di Bali.
Sangat banyak pelajaran tentang rancang bangun dari acara ekskursi ini. Saya dan teman-teman membawa pengalaman berharga dari semua arsitek muda yang kami kunjungi. Mereka (Yori Antar, Andra Matin, dan Budi Pradono) adalah arsitek-arsitek yang ramah dan mau menerima kunjungan kami. Berikut ini cerita dari perjalanan arsitektur kami di Jakarta, kota macet yang memberi inspirasi (kutipan diambil dari Anindya Siwi, salah seorang mahasiswa).
|
Berdoa sebelum berangkat |
|
Berdoa sebelum berangkat |
ANDRA MATIN_ 19 maret 2011
Tanah Teduh, kompleks
town house yang di sewakan menjadi destinasi pertama kami. Rumah-rumah ini dirancang oleh berbagai arsitek ternama di Indonesia, seperti Andra Matin sebagai
principal architect, Eko Prawoto, Ahmad Djuara dan istrinya, Budi Pradono, Yori Antar, Adi Purnomo dan sebagainya. Yang menjadi kebanggaan bagi saya dan teman-teman, dalam proyek ini ada pak Heinz Frick sebagai "penasehat"-nya dan juga ada alumni UNIKA sebagai koordinator proyek. Bangunan rumah sewa ini sangat bagus dan saya yakin sangat mahal.
Bahan bangunan terbuat dari batu bata ekspose. Ternyata masih ada batu bata yang bagus di Jakarta untuk diekspose. Kompleks ini memang di buat mewah, bayangkan balok kayu besi berdiameter 60 cm dan tinggi kira-kira 8 meter terdapat banyak di sini. Harga satu balok kayu tersebut kira-kira 50 juta. Satu balok kayu ini sebanding dengan 2 rumah sangat sederhana di kampung saya.
Pohon dadakan, di tanah teduh ini ada juga pohon dadakan alias pohon di tanam pada saat sudah besar. Tapi ada juga pohon eksisting yaitu pohon randu yang besar dan terlihat di saat kita memasuki kompleks townhouse ini.
Ini bangunan yang belum jadi, setiap bangunan mempunyai karakter arsiteknya sendiri. Dari deretan seperti ini, saya bisa mengenal karya Eko Prawoto karena punya ciri sendiri yaitu atap genteng kampung. Ada juga karya Ahmad Djuara yang memakai besi baja dan zincalum.
Roaster yang dibikin khusus, roaster-roaster ini yang menyatukan desain dari berbagai macam arsitek. Selain itu juga ada pembiaran pohon tumbuh menembus rumah. Ciri-ciri ini yang menyatukan desain para arsitek.
Lokasi kedua Karya Andra Matin ini adalah bangunan studio untuk acara televisi. Studio ini di sewakan. Dulu pernah di sewa oleh acara Kejar Tayang oleh stasiun Trans TV dan sekarang di sewa oleh acara Main Kata Global TV. Bentuk bangunannya diambil dari traffic di Jakarta. Sebelah bangunan ini ada mushola yang didesain sangat unik dengan roaster sebagai dinding pengisinya. Ciri bangunan yang di desain Andra Matin memiliki warna abu-abu, hitam, dan putih. Ini adalah warna favorit Andra Matin dan rekan kerjanya.
|
Tempat Imam memimpin sholat |
|
Menggunakan ramp menuju mushola |
BUDI PRADONO_ 20 maret 2011
Kindah Office, sebuah kantor yang seperti rumah tinggal. Karena lensa kamera saya tidak bagus untuk interior maka saya perlihatkan elemen arsitektur yang ada dari koleksi kliping yang ada di lokasi kindah office. Bentuk bangunan yang terinpirasi oleh origami, seni melipat kertas dari jepang. Bangunan ini didominasi oleh beton ekspose berwarna abu-abu. Tangga putar berwarna merah dan terbuat dari besi menjadi
centre point-nya. Warnanya mencolok dari warna dominan beton abu-abu.
Kantor ini memiliki halaman yang dikelilingi masa bangunan, masa berorientasi pada halaman tersebut. Banyak bukaan dan kaca mengarah ke halaman untuk mendapatkan pemandangan dan juga pencahayaan alami.
Lokasi kedua yaitu R House. Dinamakan demikian sesuai nama pemiliknya yang bernama Ronie.
Main entrance atau gerbang masuk diletakkan pintu geser besi yang diisi pot-pot tanaman. Ide yang sangat kreatif, sangat cocok diterapkan pada bangunan yang tidak mempunyai lahan cukup untuk taman.
Rumah ini di bagi menjadi 3 segmen memanjang ke belakang. Segmen pertama pada fasad bangunan berwajah rumah tradisional betawi dengan elemen arsitektural khas betawi yang di tonjolkan. Elemen tersebut seperti lisplang, lantai ubin, pengisi railing dan juga pada perabotnya. Segmen kedua adalah ruang antara yang berisi kamar tidur tamu dan juga kamar mandi tamu di desain dengan gaya sedikit modern. Sedang segmen ketiga berisi kamar penghuni, ruang makan, ruang keluarga dan dilanjutkan backyard. Segmen ketiga ini bernuansa sangat modern.
Railing pembatas, bentuknya diambil dari elemen arsitektur betawi. Finishing kayu tidak dicat atau plitur tetapi diberi bedak putih agar terkesan kayu lama.
Di bagian segmen ruang ketiga lampu di buat tidak terlihat. Lampu di sembunyikan di celah -elah plafond yang di bentuk seperti daun.
Pohon dan tanaman yang berada di interior rumah. Pohon tersebut menembus atap beton yang di jadikan atap rumput.
YORI ANTAR_ 21 maret 2011
Sebelum memasuki kantor tempat Yori Antar berkarya saya melihat banyak sekali maket terpajang. Maket ini dapat saya lihat dari luar karena di pajang seperti di etalase toko. Sangat mengesankan, ini baru kantor arsitek. Kantor ini sangat nyaman, ada kolam, ada tempat fitness dan juga mini bar di dekat kolam. Suasana kantor sangat kontras dengan suasana hati para penggiat arsitektur yang selalu di kejar oleh
deadline yang sangat ketat.
Maket perkampungan Wae Rebo di Nusa Tenggara Timur kabupaten Manggarai. Di tempat ini Yori Antar berkarya sebagai seorang fasilitator untuk pembangunan rumah tradisional masyarakat Wae Rebo. Tugas Yori Antar yaitu memberitahukan keberadaan masyarakat Wae Rebo kepada donatur-donatur yang akan membangun terwujudnya rumah bagi masyarakat Wae Rebo tersebut. Donatur-donatur tersebut terdiri dari para pejabat dan pengusaha. Yang dilakukan Yori Antar terhadap masyarakat Wae Rebo hampir sama seperti yang dilakukan Romo Mangun terhadap Kali Code. Yori Antar dan Romo Mangun adalah contoh seorang Wastu. Wastu berbeda dengan Arsitek, Wastu membangun dengan hati nurani yang bijak dan juga akal yang sehat. Wastu tidak membangun bangunan yang egois dan sombong. Dia akan memperhatikan lingkungannya yang akan dibangun. Wastu juga tidak akan membangun gedung instansi perwakilan rakyat yang satu ruang bagi wakil rakyat seharga 800 juta. Wastu juga tidak akan menjiplak karya orang lain yang berbentuk kotak dan membangunnya di daerah hijau.
Pekerjaan Yori Antar terhadap masyarakat Wae Rebo tersebut bisa dikatakan CBD (
Community Based Development) yaitu meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat Wae Rebo tanpa mencampuri kebudayaan setempat. Pada saat pembangunan rumah baru, masyarakat Wae Rebo selalu melakukan upacara. Upacara dilakukan pada saat proses tiap-tiap jenis pembangunan. Misalnya pada saat pemotongan pohon, pembuatan pondasi, pembuatan struktur atap dan sampai tahap menghuni. Upacara yang dilakukan yaitu dengan memotong babi, anjing dan ayam. Upacara ini bertujuan untuk meminta ijin kepada para leluhur.
Maket berbentuk rumah adat di Nias
Suasana di studio arsitek. Banyak sekali komputer, sketsa, maket, buku-buku dan juga gambar kerja.
Para penggiat rancang bangun kebanyakan bekerja mengejar waktu dan terkadang menghabiskan waktunya di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Saya tidak tahu apakah di kantor Yori Antar ini demikian.
Hobi fotografi yang dilakukan Yori Antar. Foto tersebut adalah elemen arsitektur dari bangunan karya Antoni Gaudi, seorang arsitek yang tidak mengenal garis lurus karena banyak karyanya yang plastis (sedikit berseloroh...hehehe). Karya Gaudi yang terkenal adalah Sagrada Familia di Barcelona, yaitu bangunan gereja yang lebih dari satu abad ini belum selesai dibangun.
Foto-foto yang terpajang di dinding kantor. Foto-foto ini merupakan peralanan Yori Antar untuk menambah kamus asritekturnya. Selain itu juga terdapat banyak foto para rekan kerja Yori Antar.