Suasana jalan Tol yg dipenuhi pesepeda |
Jalan Tol Dibuka Untuk Sepeda (?)
Hari Minggu(27/2)kemarin, ribuan orang dengan sepedanya memadati jalan masuk menuju gerbang tol Banyumanik - Ungaran. Suasana sebenarnya sudah mulai terasa dari kejauhan. Bila dari arah Semarang bawah, banyak pesepeda sudah bercucuran keringat menaklukan tanjakan Gombel, sebagian lagi memanfaatkan mobil bak terbuka untuk mengangkut sepeda-sepedanya.
Benar-benar fenomena langka menyaksikan dan mengikuti acara sepeda santai digelar di Semarang atas.
Terlepas dari kesuksesan acara tersebut menarik ribuan orang ke jalan tol Semarang - Ungaran yang 99% sudah rampung, ada beberapa hal yang saya pertanyakan.
Mengapa lebih memilih membangun jalan tol yang membutuhkan biaya bertriliun-triliun hanya untuk dipakai sebagian orang yang mampu bayar tol?
Jika demi percepatan ekonomi, percepatan ekonomi manakah?
Lebih baik membangun jaringan internet masuk desa, atau membangun jalan-jalan desa yang rusak, itu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Kalau suatu saat lewat jalan tol ini, kita bisa melihat kampung-kampung dengan jalan-jalan yang rusak. Benar-benar kontras, seperti membangun rumah mewah di tengah perkampungan kumuh.
Jika demi percepatan ekonomi, percepatan ekonomi manakah?
Lebih baik membangun jaringan internet masuk desa, atau membangun jalan-jalan desa yang rusak, itu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Kalau suatu saat lewat jalan tol ini, kita bisa melihat kampung-kampung dengan jalan-jalan yang rusak. Benar-benar kontras, seperti membangun rumah mewah di tengah perkampungan kumuh.
Suraoriginal: Mengapa lebih memilih membangun jalan tol yang membutuhkan biaya bertriliun-triliun?
BalasHapusKalau menurutku lho,
Jalan Tol Semarang-Solo bisa memperlancar arus perekonomian antara dua kota dan sekitarnya. Memang dari satu pihak (ekonomi) namun ini vital. Gambaran gini misalnya kamu seorang pemilik usaha traktor, mendapat klien orang disekitar solo, maka akan lebih mudah jika melewati jalan tol ini.
nah gimana tanggapanya?
Wah, Gam, koe musti baca tulisannya Pak Djoko Setijowarno: http://cafestudio8.blogspot.com/2010/12/tol-semarang-solo-demi-gengsi.html
BalasHapusItu sebabnya gak ada investor swasta yang mau masuk.
haha, belum selesai nulis...
BalasHapustadi pagi metro tv juga bahas kacaunya penyebrangkan selat sunda
ada pendapat : pemerintah memang belum bisa mau rugi, pengennya untung terus....
lebih parahnya, pemerintah sudah memanfaatkan momentum untuk kepentingan politik
"ah, pemilu masih jauh, bangun jembatannya tahun depan saja"
yang rugi terus kan rakyat
hehehe....
BalasHapusmasalahnya sederhana saja!
seandainya saja pemerintah menyadari bahwa dia bekerja untuk kepentingan rakyat, pasti semuanya diarahkan untuk rakyat...
tapi kalau untuk kepentingan pribadi atau kelompok/kroni.....?
ya, jelas rakyat tetap akan jadi obyek pengerukan kekayaan....
jadi... rasanya kesejahteraan itu, masih begitu jauh untuk dialami masyarakat....
Jls Salatiga-Salib Putih sungguh multifungsi... mobil, motor, sepeda hingga gelaran krupuk jemur kabarnya boleh melakukan trial jalur tsb.
BalasHapus