Minggu, 14 November 2010

SURAKARTA(SOLO)ku (Bagian IV)


Dominasi Kaum Hawa
Setelah puas menjelajahi kawasan Pasar Gede, keempat insan tersebut segera melanjutkan petualangan mereka yang masih tersisa, yaitu mengunjungi kampung wisata batik dan memburu serabi khas kota tersebut. Apakah mereka semua menyelesaikan misi mereka secara tuntas? Tentu saja iya. Pasalnya, seusai berjalan mengitari Pasar Gede, mereka berempat segera menuju Kampung Batik Laweyan. Suasana nan asri, sejuk, serta damai pada kampung ini sangat melekat di sanubari mereka berempat, khususnya Odot. Alhasil, sampailah mereka berempat pada sebuah rumah yang tergolong cukup unik karena ketradisionalannya. Mereka pun segera memasuki hunian tersebut.
Tampaklah batik-batik tenun berwujud pakaian dan berbagai aksesoris lainnya menghiasi sebuah ruangan mungil nan elegan tersebut. Sesosok wanita anggun setengah baya pun segera menghampiri keempat insan tersebut dengan ramahnya. Ia tak lain adalah Bunda Niken, seorang aktivis dan pengusaha mandiri. Sembari Ryryne dan Thaeta sibuk memburu produk-produk yang terpampang memenuhi ruangan itu, Gely dan Odot pun berbincang-bincang bersama wanita tersebut. Terlihat sekali sosok yang sangat matang tersebut memberikan aura yang positif karena ia tak segan-segan membagikan sejumlah kecil pengalaman ‘berharga’nya kepada kedua pemuda tersebut. Permukiman ini memang didominasi oleh kaum hawa karena semua hal yang berurusan dengan bisnis ditangani langsung oleh mereka. Mungkin lebih tepatnya, kaum matrilineal lebih berperan penting ketimbang kaum patrilineal. Singkat cerita, keempat insan tersebut pada akhirnya telah mendapatkan jaringan baru beserta buah tangan yang dibawa oleh Ryryne dan Thaeta.
Kisah terakhir berlabuh pada seputar kuliner yang khas, yaitu memburu kue serabi khas Nyonya Betty Latutah, sungguh sangat lezat! Menjelang akhir perjalanan, keempat insan tersebut segera melabuhkan sukma-sukma mereka di sebuah stasiun kereta api kota guna mengantarkan Ryryne dan Thaeta pulang ke Yogyakarta. Selanjutnya, kedua pemuda tersebut segera mengakhiri petualangan nan mendebarkan tersebut diakhiri oleh pulangnya Odot ke Semarang.

 Tembok Koridor yang Dilukis

 Jalan Utama Kampung


 Hunian Penuh Detail Nan Estetis

 Koridor yang Dihiasi Arcade Sebagai Peneduh


Berdiskusi Dengan Bunda Niken Latutah

Written By AJMariendo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar